Monday, February 2, 2009

PERCAYALAH, ANDA ADALAH MANUSIA GENIUS....

Setelah membaca judul tulisan ini, coba Anda merenung sebentar. Lihat, cermati, rasakan dan ingat kembali apa yang seketika muncul dalam pikiran Anda ketika membaca judul tersebut. Apakah Anda merasa kaget dan sedikit mengerutkan dahi ? Apakah Anda menjadi tertarik dan itu kemudian membangkitkan rasa keingintahuan Anda ? Atau mungkin, seketika itu juga dalam pikiran Anda muncul pernyataan bantahan "Omong kosong apalagi ini ?"

Tidak semua mungkin dari Anda bereaksi seperti yang saya sebutkan tadi ketika membaca judul tulisan ini, tetapi saya berani bertaruh (seandainya boleh) bahwa sebagian besar dari Anda akan bereaksi seperti yang saya sebutkan tadi atau minimal senada lah dengan itu. Jujur saja yah.... hehehehe nggak usah ngebantah deh...

Nah, apa artinya ini ? Sederhana saja jawabannya. Artinya banyak dari kita tidak percaya bahwa diri kita atau semua yang namanya manusia itu genius. Genius disini tidak berarti Anda harus mampu menghafal banyak hal dan mampu menyebutkannya dengan fasih. Dan genius itu juga tidak berarti bahwa di belakang nama Anda harus ada sederet titel, ataupun Anda harus terlebih dahulu mendapatkan pengakuan resmi dari lembaga-lembaga tertentu. Hehehehehe... Tidak, tidak seperti itu maksudnya. Genius itu adalah kemampuan untuk memahami sesuatu dengan baik dan jelas, dan kemampuan ini muncul karena adanya kemauan untuk melihat segala sesuatu dari semua sisi sehingga menghasilkan pemahaman yang benar-benar utuh. Sesuatu yang saya maksudkan disini artinya adalah apa pun. Yup, apa pun, segala sesuatu baik yang berbentuk ataupun tidak berbentuk. Jadi tidak terbatas pada satu atau dua hal saja.

Nah, ketika kita memiliki pemahaman yang benar-benar utuh tentang sesuatu karena kita sudah melihatnya dari spektrum yang luas maka akan sangat mudah bagi kita untuk mengerti apa dan bagaimana sesuatu itu. Sehingga ketika kita melihat, mengalami atau merasakan sesuatu, kita jadi mengerti dan memahami apa yang kita lihat, apa yang kita alami atau apa yang kita rasakan tersebut. Dan ketika kita mengerti dan paham maka semuanya akan menjadi mudah dan jelas bagi kita.

Ok, ilustrasi sederhananya begini deh... Anda pasti pernah mendengar atau membaca cerita tentang lima orang buta yang bertengkar dan bersitegang satu sama lain bahkan masing-masing sudah menghunus senjata-senjata andalannya (konon kelima orang buta ini ahli silat juga) ketika mereka saling mencoba menjelaskan tentang sosok seekor gajah yang baru pertama kali mereka jumpai. Orang buta yang pertama bersikukuh bahwa gajah itu bentuknya bulat, panjang, ujungnya berlubang dan berlendir (please jangan ngeres yah!). Orang buta yang kedua berteriak bahwa gajah itu bentuknya pipih dan lebar. Yang ketiga membantah bahwa gajah itu panjang, bulat dan ada bulunya (wah.. pasti pikiran Anda sudah macam-macam neh..). Yang keempat malah bilang gajah itu bulat, runcing dan keras. Dan yang kelima malah bilang gajah itu bulat dan besar.

Salah nggak kelima orang buta ini ? TIDAK.. apa yang mereka ungkapkan adalah benar. Saya menyebutkan benar karena bagaimanapun juga mereka melihat dari sisi pandang mereka berdasarkan fakta dan kenyataan yang mereka temui, karena mereka buta yah berarti faktanya berdasarkan apa yang bisa mereka rasakan saja... Tetapi, seandainya mereka sedikit saja mau mendengarkan pendapat teman-teman mereka yang lain tanpa saling merasa bahwa pendapatnya lah yang benar dan pendapat orang lain adalah salah maka perdebatan dan pertengkaran tersebut tidak akan terjadi. Bahkan dengan menggabungkan seluruh pendapat masing-masing mereka malahan akan mendapatkan sebuah gambaran yang lebih lengkap tentang sosok gajah yang mereka perdebatkan. Atau jika saja mereka mau untuk melihat dan memahami bagaimana teman mereka tersebut sampai memiliki pendapat yang berbeda dengan mencoba melakukan apa yang teman mereka tersebut lakukan, yaitu dengan memegang bagian tubuh gajah yang mereka pegang sehingga mereka bisa saling memahami mengapa teman mereka berpendapat begini atau begitu, maka mereka masing-masing akan memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang gajah.

Jadi Genius itu hanyalah masalah mau dan tidak mau saja bagi manusia. Genius bukan soal otak, genius bukan soal keturunan dan lain sebagainya. Siapapun Anda, selama Anda masih keturunan manusia dan bukan berasal dari kera yang berjalan tegak maka Anda terlahir dengan kemampuan yang sama secara fisik. Potensi kita sebagai manusia sama besarnya satu sama lain. Kita terlahir untuk menjadi sang genius. Tuhan sudah menciptakan dan memproklamirkan kita sebagai ciptaan-Nya yang paling sempurna. Sempurna kata Tuhan jauh dari pengertian sempurna yang bisa kita bayangkan. Nah, yang membuat kita terlihat memiliki kemampuan lebih atau kurang dari manusia lainnya hanyalah terletak pada soal mau dan nggak mau saja.

Anda mungkin terkagum-kagum dengan Albert Einstein, Picasso, Mozart dan lain sebagainya yang kebanyakan orang menganggapnya sebagai manusia-manusia genius karena ahli dalam bidangnya masing-masing. Dan maaf-maaf saja saya tidak pernah menganggap mereka genius karena hal-hal tersebut. Sama sekali tidak. Apa yang mereka capai adalah hal biasa saja, Anda, saya dan seluruh manusia dari bangsa manapun bisa melakukan apa yang mereka lakukan karena kita sebagai manusia memang sudah dipersiapkan untuk bisa seperti itu.

( Bersambung...... )